STUDIO PFN TURUT MEMBANGUN EKONOMI DENGAN INKUBATOR START-UP


Jakarta, Februari 2020 -Memasuki 75 tahun perjalanan sejarahnya, keberadaan Perum PFN tidak terlepas dari kemitraan dengan pers dan media. Baik pada awał kemerdekaan, pada masa kejayaannya, pada periode keterpurukannya, dan sekarang ini peran pers dalam mengkawal berbagai kebijakan dan inisiatif Perum PFN untuk bangkit, dan kembali jaya.

Membuka kompleks perkantoran Perum PFN kepada publik di luar kalangan perfilman, bukan saja merupakan suatu kebijakan guna menimbulkan kesadaran akan pentingnya peran negara dalam pengadaan film yang bermutu dan bernilai pendidikan, serta berpijak pada kebudayaan nasional.

Inisiatif mengijinkan pagelaran the last IDEAL PARADISE oleh seniman ternama Claudia Bosse di beberapa studio dan area kompleks PFN, juga membuktikan komitmen Perum PFN dalam perannya membangun manusia Indonesia. PFN, juga seutuhnya, dalam hal ini melalui seni dan budaya. the last IDEAL PARADISE adalah sebuah instalasi dan karya spesifik-lokasi yang diselenggarakan Goethe-Institut Indonesien.

Film adalah suatu bentuk kesenian, dan kesenian merupakan bagian dari budaya. Manusia yang utuh, idealnya mempunyai keterminatan pada budaya secara utuh pula. Tidak saja mengapresiasi film, tetapi juga melengkapi diri dengan keterminatan pada bentuk seni lainnya, khususnya yang berinteraksi langsung antar-manusia, semisal teater dan pertunjukan hidup lainnya." demikian penjelasan Direktur Utama Judith J. Dipodiputro tentang alasan mendukung pagelaran yang merupakan hasil kerjasama seniman dari 4 negara, di mana di Indonesia dilaksanakan di Kompleks Perum PFN ini.

Harapan kami, diawali kerjasama dengan Goethe-Institut Indonesien ini, semakin banyak seniman dan budayawan yang menyadari bahwa Studio produksi film juga bisa bertransformasi menjadi panggung pertunjukkan yang baik, terutama dalam kelangkaan Gedung-pertunjukan di negara kita." Imbuh Rita M. Darwis, Kepala Produksi Multiple Platforms.

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia sesungguhnya juga mencakup keadilan dalam akses pada hiburan yang mencerahkan, mendidik dan berkualitas.

Keterbatasan jumlah layar di seluruh Indonesia, dengan harga tiket menonton film yang relatif tidak terjangkau oleh sebagian besar masyarakat, mendorong Perum PFN mencari solusi yang sekaligus bisa menjadi peluang bagi kaum millennial. Perum PFN telah mengubah Studio 3 menjadi inkubator start-ups bidang film, sebagai tempat belajar sekaligus praktek mengelola Bioskop Rakyat.

Saat ini di Indonesia baru ada 2000-an layar, sementara kebutuhan keseluruhannya hampir 10.000 layar di 521 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Minat nonton film Indonesia setiap tahunnya terus meningkat. Ini waktunya bagi anak muda Indonesia untuk dapat berkreaasi dan berkarya dalam dunia industri perfilman.

"Belajar dari sukses pelaksanaan percobaan Bioskop Rakyat di Gedung Jasindo, Kota Tua yang dibuka selama berlangsungnya Festival Perempuan dalam Film, Seni dan Budaya pada Desember 2019 lalu, kami melihat bahwa konsep Bioskop Rakyat bisa dilanjutkan di tempat lain. Salah satunya adalah di studio PFN. Fasilitas yang ada di PFN memungkinkan bioskop rakyat ini berkesinambungan. Kami berharap program ini bisa menjadi inkubator lahirnya Bioskop Rakyat di tempat lain, yang dikelola oleh para pecinta film atau komunitas film tambah Erwin Arnada.

Inisiatif mendekatkan Kompleks Studio dan Kantor Pusat Perum PFN kepada masyarakat, juga terkait dengan rencana kerjasama antara PT WIKA Realty dengan Perum PFN di atas lahan seluas 2 hektar milik PFN ini di mana akan dibangun sebuah kompleks dengan 4 Studio Produksi Film dan Creative Hub yang rencananya siap pada 2023.

Silaturahmi dengan insan pers ini ditujukan untuk mempererat hubungan sekaligus mendapatkan masukan tentang ekspektasi masyarakat atas produksi film Perum PFN.

Memperingati Hari Pers Nasional, Perum PFN menggelar silaturahmi dengan insan pers dan media massa, di kompłeks Studio Pers Nasional, Perum PFN dan Kantor Pusat Perum PFN, JI. Otto Iskandar Dinata No. 125 - 127, Jakarta Timur.(*)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANRI dan BPIP Adakan Seminar Sumpah Pemuda Untuk Generasi Milenial

Interview Park Jihoon Fancon Asia Tour In Jakarta

INFORMA HADIRKAN PROGRAM KHUSUS MEMBER