Perluas Pemahaman Keterlibatan OYPMK dan Disabilitas di Masyarakat lewat Ruang Publik KBR


Bekasi, (27/08/2021)- halo kawan-kawan kali ini aku mau cerita mengenai pengalaman aku mengikuti program ruang publik Kantor Berita Radio (KBR) dengan tema Yang Muda Yang Progresif, untuk Indonesia Inklusif.

Ditemani Mbak Agustina Ciptarahayu, Founder & CEO PT. Botanina Hijau Indonesia dan Mbak Widya Prasetyanti, Program Development & Quality Manager, NLR Indonesia,yang membahas mengenai keterlibatan penderita kusta maupun disabilitas di tengah-tengah masyarakat.

Sesi pertama dibuka oleh Widya Prasetyanti, Program Development & Quality Manager, NLR Indonesia yang menjelaskan NLR memprioritaskan beberapa program untuk kelompok muda diantaranya adalah untuk hak ketenagakerjaan dan prioritas untuk anak dan remaja disabilitas dan kusta aspek kunci untuk tumbuh kembang mereka dan juga termasuk di antaranya down sindrom termasuk dengan anak-anak dan remaja disabilitas yang kusta.

"kami melakukan pendampingan untuk topik khusus kesehatan seksual dan reproduksi bagi remaja itu juga menjadi hal penting menjadi salah satu kebutuhan kita,"jelasnya

kemudian NLR juga melakukan pemanggangan inklusif yang memberi kesempatan kepada orang muda yang mengalami kusta dan disabilitas untuk bekerja di kantor NLR Indonesia.

"kita lakukan konseling secara khusus sebenarnya konseling sebaya ini dibangun teman-teman untuk yang mengalami kusta yang sudah punya kemampuan dan melati mendampingi mereka untuk menjadi counsaler yang handal untuk teman-teman sebayanya bagi pasien kusta yang lain,"imbuhnya.

Seperti diketahui NLR Indonesia, sebagai organisasi yang sangat spesifik sektor kesehatan yang mencegah mendeteksi dan menangani kusta serta mendukung aspek kesehatan inklusif bagi orang yang terdampak kusta di dalam masyarakat.

"Jadi prioritas kita pendampingan kusta itu nomor pertama. Untuk itu karena kusta adalah salah satu yang juga dapat berakibat pada kondisi disabilitas yang kita bekerja juga kepada bersama sektor atau topik tentang disabilitas,"paparnya.

Seperti diketahui Kusta dan disabilitas identik dengan hal-hal yang kurang tidak mampu. Yang dilihat adalah kekurangannya bukan pada aspek kelebihannya sehingga stigma itu kian melekat.  

Masih banyak teman yang mengalami kusta dan disabilitas punya reminder takut ke diejek yang kemudian akan membatasi juga ruang gerak mereka.

"Nah ini yang menjadi perhatian kami NLR terutama dengan kami bekerja pada  aspek kesehatan satu hal yang kita lakukan juga membuka ruang-ruang terkait dengan akses kesehatan itu menjadi prioritas kami. Sehingga dalam mendampingi orang yang mengalami kusta kita mendampinginya untuk pengobatan sampai tuntas agar mereka bisa diterima di masyarakat dengan gaya lebih populer untuk menjangkau anak muda,"jelasnya.

Dampak dari organisasi NLR pun dirasakan oleh Gebi asala NTT yang menjadi OYPMK. Ia menceritakan dirinya ketika awalnya terkena kusta.

"Awalnya memang saya belum mengetahui tentang kusta tetapi karena memeriksa ke dokter akhirnya saya sekarang sedang berada disatu yayasan yayasan sosial dan di sini saya mengikuti pengobatan serta  terapi karena mengalami kusta itu membuat kondisi kaki saya sempat lumpuh ringan,"paparnya.

Sehingga hingga kini ia sampai  harus mengikuti terapi rutin dan juga mengkonsumsi obat kusta. Ia pun lebih memahami tentang kusta berkat organisasi NLR Indonesia.

"Nah di sini pengalaman saya lebih mengenal kusta itu dari organisasi NLR Indonesia, dari organisasi ini mereka menceritakan berbagai pengetahuan mengenai kusta yang sebagian orang mungkin tidak mengetahui tentang kusta dan mereka menganggap kusta adalah penyakit menular,"imbuhnya.

Tetapi setelah bergabung dengan organisasi NLR Indonesia ia semakin mengetahui dan siap membagikan pengalamannya kepada para penderita kusta lainnya.

"Semuanya saya tahu dan sekarang ini melalui NLR Indonesia saya juga bisa memberikan cerita saya ini untuk para muda-mudi yang ada di mana saja bahwa penyakit kusta ini menyerang bagian sistem saraf saraf kita  sempat membuat kondisi kondisi tertentu jadi mati rasa atau lain sebagainya,"katanya.

Berdasarkan pengalamannya ketika mengalami otomatis menyerang bagian kakinya  segala kegiatan terganggu karena tidak bisa melakukan sesuatu  misalnya tidak bisa berjalan sehingga sedikit sulit untuk membantu diri sendiri sehingga membutuhkan orang lain untuk menolong kita dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

"Tapi setelah pengalaman yang saya rasakan setelah mengikuti kegiatan terapi dan bergabung dengan organisasi NLR Indonesia sekarang ini saya sudah bisa berjalan dan  melakukan aktivitas-aktivitas saya seperti biasa. Namun karena kondisinya belum begitu stabil hingga saat ini saya masih mengikuti perawatan supaya bisa mengembalikan kondisi fisik yang lebih fit,"ucapnya.

Ia yakin dengan adanya organisasi ini, dapat menyadarkan orang-orang muda yang mengalami kusta untuk jangan putus asa karena walaupun terkena kusta tetapi masih ada kesempatan untuk orang-orang muda membangun semangat untuk mulai berpotensi dalam mengembangkan bakat atau minat nya.

"Kalau saya sendiri kalau sempat mengalami lumpuh sehingga sempat putus asa. Klumpu berarti tidak bisa ngerjain itu tapi karena NLR membuka wawasan akhirnya yayasan sosial ini untuk belajar menenun setidaknya menggunakan tangan kan kalau kaki mati tangan bisa digunakan,"jelasnya.

Sama halnya Agustina CiptarahayuFounder & CEO PT. Botanina Hijau Indonesia, dunia usaha yang menggunakan disabilitas untuk kontrol kualitas aroma pada produk yang dibuatnya 

"akhirnya kami membutuhkan skill personal yang sangat spesifik dan sekarang itu kita mencari personil itu based on karyanya bukan berdasarkan keterbatasan mobilitas ataupun keterbatasan fisik seperti itu jadi kita fokus ke karyanya kita cari ntar yang mana yang bisa kita akses dengan cepat ya sosial media misalnya apalagi kalau ada story yang karya-karya atau pencipta karya tersebut,"jelasnya.

Oleh karena itu, Botanina mengusung konsep inklusif dimana semua orang bisa berpartisipasi di dunia usaha khususnya terkait dengan pengolahan mengikuti pola kerjasama dan pembatasan ataupun kelebihan dan kekurangannya.

"Karena di botanina sendiri kita ternyata baru tahu bahwa selama ini kita mempekerjakan yang dikategorikan disabilitas dia adalah tangan kanan saya di produksi dan dia itu penciumannya sangat tajam. Kebetulan dia disabilitas yaitu low vision dari sana saya belajar bahwa Tuhan itu memang adil mungkin diberikan kekurangan ternyata di sisi lain dia Jadi malah naik kemampuan indra nya,"jelasnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANRI dan BPIP Adakan Seminar Sumpah Pemuda Untuk Generasi Milenial

Rumah Sakit Gigi dan Mulut Yarsi (RSGM YARSI)

Gugus Tugas COVID-19 Sudah Distribusikan 1.492.150 APD