Gerbang Masuk Lampung Tangkal Teror Corona




Lampung, 29 Januari 2020- Penyebaran virus corona yang semakin masif dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok membuat dunia bergerak melakukan pencegahan. Upaya itu pun digerakkan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero)/IPC cabang Panjang yang menangkal mikroba berlambang 2019-nCoV itu untuk masuk ke daerag Lampung melalui salah satu pintu masuk internasional, yaitu di Pelabuhan Panjang.

BUMN tersebut memberikan seluruh pekerja dalam area pelabuhan tersebut dengan masker berfilter statis yang berfungsi  mencegah bakteri, virus, debu dan partikel penyebab alergi. Mulai dari penjaga pintu gerbang, petugas keamanan, kebersihan, hingga pekerja bongkar muat. Begitu pula seluruh awak kapal yang bersandar khususnya yang berasal dari luar negeri.

Terutama yang berasal dari Tiongkok, seperti pada Kapal Nong Lyla yang berasal dari Pelabuhan Jiangmen, Provinsi Guangdong, Cina Selatan. Kapal berawak 20 orang itu tengah memuat komoditas asal Lampung yang akan diekspor. Namun, sebelum bersandar di Pelabuhan Panjang kini diwajibkan untuk dilakukan pemeriksaan intensif terlebih dulu di tengah laut.


"Protek awalnya tidak boleh ada kapal bersandar bahkan bongkar muat ke pelabuhan sebelum diperiksa Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Panjang," kata General Manager Pelindo II Panjang, Drajat Sulistyo di Terminal Curah Kering Pelabuhan Panjang, Rabu (29/1).

Dia melanjutkan, pemeriksaan itu berlaku untuk seluruh kapal asing khususnya yang berasal dari Cina. Setelah diperiksa, ketika ditemukan dugaan awak kapal yang terjangkit virus itu maka crew tersebut akan dilakukan penindakan isolasi dari KKP. Sementara kapalnya akan kembali didorong ke laut dan tidak boleh berdandar ke pelabuhan.

"Dari regulator, yaitu Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) menentukan jika terdekteksi maka akan diisolasi ke laut. Jauh milnya ditetapkan juga KSOP. Ini tidak akan meresahkan masyarakat, karena justru kami samgat konsen sekali pada virus corona ini dan ingib melindungi masyarakat sekitar," ujarnya.

Menurutnya, kapal yang bersandar di pelabuhan internasional itu 85% diantaranya berasal dari luar negeri. Dengan tiap bulannya terdapat 250 kapal. Artinya ada 150 kapal dan berasal dari negara yang potensial pada virus corona. "Untuk dari Cina sendiri rutin dua kapal per pekan. Tapi, dengan pemeriksaan ini kami pastikan tidak akan ada penundaan bongkat muat," ujar dia.

Kepala Seksi Upaya kesehatan Lintas Wilayah (UKLW) KKP Panjang, Johansyah mengatakan pengecekan itutidak hanya dilakukan pada orang saja, tetapi sampai ruangan kapal dan komoditas yang dibawa.

Namun, dengan masa inkubasi virus selama 14 hari, pihaknya pihaknya tetap mengawasi kapal yang bersandar. "Jika tiba-tiba ada awak kapal yang sakit, apapun sakitnya akan langsung kami periksa intensif," kata Johan.

Senada, Agen Pelayaran di Pelabuhan Panjang,  Lucky Saputra mengatakan pekerjanya tidak bisa langsung masuk ke kapal jika tidak dinyatakan bersih dari KKP. "Sementara ini baru diterapkan pada kapal asal Cina saja, tetapi dengan virus terus menyebar lebih luas, bisa saja diterapkan pula ke seluruh kapal," katanya.

Rilis diterima dari Atika Oktaria selaku wartawan Lampost.co

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANRI dan BPIP Adakan Seminar Sumpah Pemuda Untuk Generasi Milenial

Rumah Sakit Gigi dan Mulut Yarsi (RSGM YARSI)

Gugus Tugas COVID-19 Sudah Distribusikan 1.492.150 APD