Talkshow Inspiratif dalam Acara Connect 2019.
Hallo, Sahabat Blogger kali ini aku mau cerita mengenai acara yang mempertemukan para pelaku usaha dengan start up terkemuka yaitu Connect 2019 persembahan Traya dan Kitatama. Acara ini berlangsung selama dua hari yakni pada tanggal 30-31 Oktober 2019 di Hall B, Senayan JCC. Untuk tiket masuk sendiri dikenakan tarif Rp.199.000 rupiah dan jangan khawatir karena acara Connect 2019 sendiri dapat terhubung dengan acara keren lainnya seperti Indocomtech 2019 yang berada di Hall A, Senayan JCC.
Kebetulan saya mengikuti Talkshow menarik dari Connect 2019 pada hari Kamis, 31 Oktober 2019 berjudul Synergetic Collaboration among Coorporates Starups, SMEs, dan Government berlangsung pada pukul 10.00 hingga 12.00 WIB yang dihadiri oleh para narasumber hebat yakni EVP Digital & Next Bussines Telkom Group, Joddy Hernandy, VP Micro Development and Agent Banking Group Bank Mandiri, Hery Sofiaji dan Co-Founder/CEO Warung Pintar, Agung Bezharie.
Joddy Hernandy selaku EVP Digital & Next Bussines Telkom Group mengatakan bahwa Telkom Group memiliki wadah untuk para wirausahawan baru yakni Rumah Kreatif BUMN (RKB) untuk dapat masuk ke dalam salah satu UMKM yang dibina Telkom Group melakukan seleksi dimulai dengan roadshow di lima kota besar serta turut bekerjasama dengan komunitas disana. Selain itu, dapat bergabung melalui website Indigo.id jika para wirausahan memiliki tambahan ide dalam rangka meningkatkan sektor mikro di Indonesia.
"Kami melihat bahwa UMKM Indonesia saat ini sebesar 60%, 36% mikro dan usaha kecil sebesar 10%. Saat ini, kita berfokus kepada usaha kecil yang mencapai 7.300 usaha, mikro hampir 60 juta. Tercatat RKB Telkom telah mendorong 800 ribuan UMKM kecil, kami berikan acces to capital, commerce, dan capability. Bagaimana cara menyiapkan mereka membuat packaging sehingga lebih menarik. Untuk kategori mikro, memang kurang tersentuh tetapi kita berfokus pada kecil dan menengah"ungkap Joddy.
Kemudian, VP Micro Development and Agent Banking Group Bank Mandiri, Hery Sofiaji menyampaikan bahwa untuk pengembangan dalam pembiayaan grup mikro, Bank Mandiri sudah mempunyai hingga 800 ribuan grup debitur aktif.
"Saat ini kami menyasar pada sektor mikro, dan ketika ingin dibiayai usahanya maka harus berjalan dua tahun dulu dan jika mereka usaha sudah ke arah digital dengan pembiayaan hingga 200 juta, kami berikan tanpa angunan. Syarat dan ketentuan dapat dilihat melalui website bankmandiri.co.id"ujar Hery.
Selanjutnya, Co-Founder/CEO Warung Pintar, Agung Bezharie, mengungkapkan latar belakang berdirinya Warung Pintar. Ia mengatakan bahwa perfoma mikro bisnis di Indonesia saat ini hanya berada di 14%. Selain itu, beberapa masalah general yang dihadapi pengusaha mikro di Indonesia yakni persepsi tentang enterpreneurship, tidak mempunyai akses barang secara konsisten, tidak adanya financial product dll.
"Ketika ketemu sama mikro ternyata masalahnya banyak tapi kalau ditarik benang merahnya jadi satu ialah akses, education and tool, bigger market. Produk warung pintar, punya B2B connect dengan 5.000 perusahaan, jadi warung-warung tidak pusing menunggu distributor. Kita buatkan peralatan manajemen dan sekarang kita sedang mencoba bekerjasama dengan financial institution. Karena, ketika kita berbibcara mengenai warung, financial institusion membutuhkan penjamin seperti invoice financing. Akan tetapi inovoice financing yang jangkanya hanya tujuh hari adalah rentenir.Oleh karena itu kita mau memperkecil warung agar tidak defisit dan memaksimalkan keuntungan"kata Agung.
Selanjutnya, saya kembali mengikuti Talkshow menginspirasi berlangsung pada pukul 15.00 hingga 16.00 dengan tema Tips for SMEs on Increasing Profits Through Social Media yang dihadiri oleh pembicara inspiratif yaitu Fariz Egia Gamal selaku Owner Mister Brewok dan Ridho Khusnul, CEO Humblezing.
Pada pemaparan pertama, Owner Mister Brewok, Fariz Egia Gama mengatakan bahwa konsumen Mister Brewok sendiri berasal dari orang-orang yanf memiliki kesukaan di bidang fashion, sehingga iklan-iklan yang diproduksi oleh Mister Brewok tidak lain lebih ke arah fashion yang menyasar pada umur 20 hingga 35 tahun.
"Kami juga memiliki akun youtube dan ternyata 30% konsumen kita berkunjung ke web memang dari youtube. Cara tau mereka suka apa salah satunya adalah komen-komennya. Mereka suka yang mana,setelah dapat data dari youtube baru langsung nyari target yang mereka suka"ungkap Fariz.
Lain halnya dengan Ridho Khusnul selaku CEO Humblezing yang menjelaskan bahwa untuk meningkatkan keuntungan harus terlebih dahulu paham mengenai perilaku konsumen. Kadangkala Humblezing melakukan benchmark untuk melihat seberapa besar produknya dikenal oleh masyarakat dengan sasaran anak kuliah hingga orang dewasa.
"Kalo di Humblezing kita online dan medianya instagram. Kita ga boros budget diharapkan kita lebih tepat sasaran, gampang dikenal. Humblezing, mengincar anak muda yang naik gunung tapi pengen tetep keren. Oleh karena itu banyak konten kita yang suka couple dan senyum. Kedua, Humblezing selalu fokus ke produk dengan cara menjual fitur melalui konten yang lebih otentik sehingga kita melihat secara langsung produk yang disukai. Next, Humblezing akan terjun ke youtube"kata Ridho.
Untuk info selengkapnya dapat dilihat di Instagram: @connectindonesia_ dan @bloggercrony.
Komentar
Posting Komentar